Puisi Kegalauanku Hiyaa Hiyaa
Selain
menuliskan curhatan dalam bentuk passage kaya biasanya, aku juga kadang
sok-sokan nulis puisi guys. Biar agak nyastra gitu ceritanya, jangan cuma KTM
doang mahasiswa satra (LOL)
Kedua
puisi ini sudah cukup lama sih aku tulis, tapi betah banget cuma bertengger di
folder laptop. Therefore, dari pada sayang tidak terbaca oleh siapapun, aku
memutuskan untuk menuliskannya di sini so you guys can easily read it.
They
both literally represent how deep I fell that time, I mean sinking soooo deeply
in the conversation with my own self, musing how my life goes on and my
relation to God, something like that. I hope you can feel me through this poems :”
Abu-abu
Oleh Sifaul Lutfiyani
Oleh Sifaul Lutfiyani
Ribuan malam berlalu
Tak sekali pun kutahu apa
rencana-Mu
Kadangku jenuh mengeluh
Seiring dengan tawa yang
semakin rapuh
Seringku lupa atas satu hari
lagi yang Kau berikan
Untuk melihat secerca harapan
Aku tidak terlalu paham denga
pasang surut kehidupan
Begitu pun juga dengan iman
Aku bukan hamba yang selalu
dekat dengan-Mu
Tapi sangat bergantung
pada-Mu
Terangilah benak yang kelabu
Wahai Dzat pembolak balik
kalbu
Lumpuh
Oleh : Sifaul Lutfiyani
Oleh : Sifaul Lutfiyani
Saat tawa tak selepas dulu
Saat tiada yang dirindu
Aku di sini diam merapuh
Tak bergeming hanya mengeluh
Ketika mereka terus berlari
Berjalanpun tak kukenali
Diam mematung tanpa daya
Seperti raga kehilangan nyawa
Terjebak dalam khayal sama
Kalah dengan masa
Inginnku beranjak dan bangkit
Namun sulit semakin sakit
Angan hanya bermain dalam benak
Aksi hanya mengenal kelak
Dimanakah rasa berani
Mengapa takut dengan yang akan disesali
Komentar
Posting Komentar