Islam Kita Sangat Fleksibel dan Tolerir

Don't Let The Law We Don’t  Really Understand Traps Us


Berawal dari pertemuan kita setelah beberapa hari tidak mendiskusikan apapun because of gue lagi izin offline for a while. Salah  satu temen diskusi gue ngirim beberapa gambar screenshot salah satu instastory orang (yang gue juga gak tau siapa). Isinya itu cerita tentang kejadian yang baru aja dialaminya. I don’t care about fake or not this is. I just wanna express my impression of it. Karena gue rasa ini sering kali terjadi di masyarakat kita.

***

Jadi, kebetulan orang ini seorang laki-laki. Dalam insta storynya si Mas bercerita kalo saat itu dia dalam perjalan pulang dari kampus. Cuaca saat itu hujan lebat dan jalanan banjir. Dia melihat 2 perempuan bercadar yang juga sama berhujan-hujanan. Namun kemudian kerudung panjangnya semakin basah dan bertambah berat lalu mengendur kebawah sampai akhirnya  nyangkut di rantai sepeda motor yang mereka tumpangi dan  seketika mereka jatuh. Si mas ini langsung reflek berhenti dan berniat menolongnya . Namun si Mbak  menghentikan aksi si Mas yang mau nolong dengan berkata “heh kamu stop! Berhenti! Jangan sentuh saya! Bukan muhrim (Mungkin maksud si Mbak mahram)

Si mas langsung shock dan tercengang bagaimana dalam situasi yg katanya sangat-sangat emergency dia masih berfikir begitu, 2 perempuan jatuh , kerudungnya tersangkut dengan telapak tangan berdarah di tengah jalan sehingga mengakibatkan jalan dibelakangnya macet(begitu deskripsinya)

Katanya si mbak malah minta ibu-ibu yang ada di seberang buat nolong, tapi si Ibu malah menggeloyor jalan dengan sepeda motornya. Si Mas masih berusaha membujuk si Mbak untuk ditolongnya tapi si Mbak malah berkata “gausah.. haram bukan muhrim
 
Mendengar kata-kata itu orang-orang yang awalnya mAu nolong pun  akhirnya beranjak dan meninggalkan mbak-mbak tadi termasuk si Mas yang nye-tory. Malah ada bapak-bapak yang mengumpatnya karena mungkin tersinggung(katanya)

***

What do you guys think about this ?

Gue sendiri cuma meringis pas baca. Kok gitu ya?

That’s good kalau kita semua menjaga interaksi lawan jenis agar tidak berlebihan. But guys it’s obviously emergency and they still think that thing ? what..???

Gue masih gk habis fikir aja. Apa islam seketat itu mengatur hambanya sampai hukumnya bisa menghalangi tolong-menolong diantara mereka ?

Kalo gitu harusnya Allah tidak mengizinkan Nabi Musa a.s untuk menolong dua perempuan yang akan memberi minum domba-dombanya dong ?Tapi apa ? Allah malah mengisahkannya dalam Al-Qur’an. Disitu aja udah jelas banget bagaimana interaksi antara lawan jenis dilakukan . Boleh , kalo memang perlu dan tidak berlebihan. Sesuai porsi menolong ya menolong seyogyanya bukan modus.



***


Menurutku cerita diatas udah cukup untuk dikatakan perempuan itu butuh pertolongan even from laki-laki. Mereka Cuma mau nolong guys, which is gak ada maksud tertentu wong keadaan juga ramai begitu di tengah jalan hujan lebat pula. Walaupun kita tidak tahu hati orang lain tapi kita manusia pasti bisa memperkirakan apa yang akan terjadi pada kita pada situasi tertentu meskipun belum tentu tepat.


***

Bagaimana alasan mahram bisa menjadi benteng yang justru akan membahayakan yang mau berlindung ? petanyaan ini masih aja menggelitik di kepala gue.

Coba kita bayangin kalo iya  interaksi itu harus selalu dengan mahram tanpa mengenal “dlorurot” what will we be ?

Ada perempuan sakit parah, jantung misalnya. Dia harus segera dioperasi dalam waktu dekat untuk bertahan hidup. Sedangkan almost all of dokter spesialis jantung yang ada di daerah itu laki-laki. Keluarga harus cari rumah sakit yang ada dokter spesialis jantung perempuan dulu gitu ? Kemungkinan besar si perempuan akan meninggal sebelum operasi tiba.

Okelah kalau sakit biasa yg mungkin waktu kita periksa ke dokter bisa ditawar untuk cari dokter yang mahram ,mungkin bisa. Itu juga kadang bisa menambah problem untuk masyarakat tertentu yang kurang mampu, misalnya bisa jadi dokter yang dicari itu ada di rumah sakit besar, atau jaraknya lebih jauh dari rumah yang akan memakan biaya lebih banyak mungkin. Kan susah...

***

Gue sih percaya banget kalo hukum Allah itu tidak akan pernah menyusahkan hambanya. Kita bisa lihat bagaimana fleksibelnya islam dalam mempermudah kita.

Masalah ini menurut gue sih gak jauh kaya dima’funya orang yang makan babi dalam keadaan terpaksa karena tdk ada makanan lain (yg jika dia tdk memakannya dia akan mati,) + asal memakannya masih dalam porsi secukupnya untuk bertahan hidup.

Gue gak bisa banyangin deh kalau “Dlorurot” tidak berlaku dalam islam. Bagaimana kakunya hukum yang mengatur kita nanti. (oh No)

That’s why gue juga berharap kita semua bener-bener mau belajar bukan hanya pada kulitnya. Kita cuma baca judul gak baca pembahasan. Pas proses aplikasinya salah kaprah. That’s terrible guys.

Apalagi kita tau agama bukan sesuatu yg seenaknya kita bisa main-main dengan itu. Seringkali agama disalahkan , gue yakin itu bukan salah agama tapi manusianya yang kurang pas menerapkan agama tersebut dalam kehidupannya. Yang ujungnya nanti konflik bermunculan dimana-mana bukan hanya antar agama melainkan juga sesama penganut satu agama yg terlalu menyentralkan pendapatnya.

Gue sih berharap semoga kejadian kaya di instastory itu bisa jadi pelajaran buat kita kedepannya. Karena banyak efek buruk yang seharusnya tdk terjadi malah kejadian. Kaya orang-orang yang tadinya mau nolong jadi malah sebel sama mereka, jalan macet juga ngrugiin banyak orang. Terlebih mereka terluka yang seharusnya sangat butuh pertolongan harus kalah dengan keyakinan yang juga belum tentu bener.

Let’s learn together guys, more and more. Sorry  if there's any of my word that hurt U. It's just my thought. Thanks for reading guys.

Komentar

Postingan Populer